Sentanu: Jurnal Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu
en-USSentanu: Jurnal Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik2808-9553Eksplorasi Bunyi Gamelan Sasak: Membangun Atmosfer Musikal Naskah Sandiwara Merah Jambu
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/941
<p>Tulisan ini membahas hubungan kompleks antara musik dan teater, dengan fokus khusus pada peran gamelan Sasak dalam naskah "Sandiwara Merah Jambu." Musik dalam teater tidak hanya berfungsi sebagai pengiring, tetapi juga sebagai elemen utama yang memperkuat imaji dan emosi, serta membangun suasana. Gamelan Sasak, sebagai produk seni tradisional, memiliki karakteristik unik yang mencerminkan budaya masyarakat Sasak. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana pemilihan instrumen dan komposisi musik dapat menciptakan dialog antara aktor dan penonton, serta bagaimana musik berfungsi sebagai penguat narasi. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, tulisan ini menyimpulkan bahwa gamelan tidak hanya berfungsi sebagai latar belakang suara, tetapi juga menjadi bagian integral dari narasi, membentuk komunikasi makna yang kompleks dalam pertunjukan.</p>Gde Agus Mega SaputraIndah ZulhidayatiAndika Rizkika
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-302214Impelementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Pada Pertunjukan Drama Musikal Cupak Gerantang di SMAK Kesuma Mataram
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/942
<p>Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui implementasi yang dilakukan guru dan siswa/i SMAK Kesuma Mataram ketika menjalani Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada pertunjukan drama musikal Cupak Gerantang di SMAK Kesuma Mataram. 2) Mengetahui apa saja capaian guru dan siswa/i SMAK Kesuma Mataram selama melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada pertunjukan drama musikal Cupak Gerantang di SMAK Kesuma Mataram. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan yang terperinci, mempunyai pengumpulan data yang mendalam, dan mencakup berbagai sumber informasi. Subjek penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa SMAK Kesuma Mataram.</p> <p> </p> <p> Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner (angket). Data tersebut kemudian dianalisis dengan kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (verifikasi).</p> <p> </p> <p> Hasil penelitian menunjukkan Proses impelementasi dalam projek penguatan profil pelajar pancasila (P5) pada pertunjukan drama Cupak Gerantang dilaksanakan dengan Latihan dasar seni teater terdiri dari olah tubuh, olah suara dan olah rasa yang berpusat pada siswa untuk mengembangkan fokus, imajinasi dan pelatihan memori emosi. Selain itu terdapat tahapan casting (pemilihan aktor), reading (pemahaman naskah) agar dialog dapat tersampaikan dengan tepat. Selain itu, siswa tergabung dalam tim menejemen sebagai pengontrol jalannya proses. Tahapan implementasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini telah mencapai dimensi-dimensi yang tercantum dalam P5 yaitu mandiri, berfikir kritis dan kreatif. Capaian guru dan siswa SMAK Kesuma Mataram selama melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menunjukkan respon positif sebesar 96% guru bahwa projek yang telah dilaksanakan sangat baik dalam perkembangan siswa, sedangkan siswa menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 89% yang masuk dalam kategori interval skor sangat setuju bahwa proses yang dilakukan dalam P5 berdampak baik bagi siswa dan dimensi-dimensi yang ada dalam P5 dapat terserap dengan baik.</p>Duwi PurwatiGde Agus Mega SaputraAndika Rizkika
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-3022518Nilai Kearifan Lokal Lakon “Batu Tinjang” dalam Pertunjukan Wayang Waram di Lombok Utara
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/943
<p>Penelitian ini berfokus pada pertunjukan Wayang Waran, sebuah bentuk seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dengan analisis mendalam terhadap lakon Batu Tinjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur dan tekstur pertunjukan serta menggali nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Metode kualitatif digunakan dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur Wayang Waran terdiri dari tema kasih sayang seorang ibu, alur yang terorganisir dengan baik, dan penokohan yang bermakna. Tekstur pertunjukan terlihat dalam dialog-dua bahasa (Sasak dan Indonesia), suasana yang diciptakan melalui musik, dan spektakel yang menarik bagi penonton. Selain itu, nilai-nilai kearifan lokal yang diidentifikasi mencakup nilai ketuhanan, nilai sosial, dan nilai feminisme, yang semuanya memiliki relevansi mendalam dengan konteks kebudayaan masyarakat Lombok. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya Wayang Waran sebagai media edukasi yang efektif dalam membawakan isu-isu lingkungan dan kearifan lokal, serta mendorong pengenalan dan pelestarian budaya kepada generasi muda.</p>Gde Agus Mega SaputraWahyu KurniaHamdani Hamdani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-30221941Ritual Adat Batetulak di Rembige Lombok
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/944
<p>Penelitian ini membahas wacana ritual tradisional di masyarakat desa Sasak Batetulak Rembige di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ritual ini telah berlangsung selama ratusan tahun sebagai warisan budaya dari generasi awal penyebaran Islam di Rembige. Selain bertujuan untuk mencegah bencana atau malapetaka yang dapat terjadi kapan saja pada masyarakat dan desa Rembige, ritual ini juga bertujuan untuk menyambut tahun baru Islam. Seiring perjalanan waktu, ada sekelompok orang yang menganggap ritual Batetulak bertentangan dengan hukum Islam atau sebagai bid'ah, sehingga muncul wacana terkait ritual ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana ritual Batetulak hadir dalam ruang resital (liqo'), kuliah agama, obrolan di kedai kopi, pertemuan adat, percakapan budaya, serta teks/pidato dari pejabat pemerintah yang terkait dengan ritual Batetulak. Keberadaan wacana ritual Batetulak disebabkan oleh tiga faktor: pendidikan, modernitas, dan pemurnian agama. Sebelum modernitas dan ideologi Wahabi hadir dalam kehidupan publik Rembige, ritual Batetulak tidak pernah dipertanyakan; ritual ini merupakan sistem nilai yang diwariskan dari generasi awal Islam di Rembige. Masuknya modernitas dan ideologi Wahabi memunculkan beragam wacana mengenai ritual Batetulak di masyarakat Rembige, yang memiliki implikasi pada pro dan kontra terhadap ritual tersebut. Implikasi dari wacana ritual Batetulak adalah munculnya perjuangan dalam wacana Batetulak di Rembige, di mana perjuangan tersebut terjadi di antara setiap orang yang mengingat Rembige, dengan berbagai ideologi yang ada yaitu ideologi Wahabi, modernitas, dan budaya Rembige itu sendiri.</p>Ahmad SubhanJunaidi JunaidiAkmal Akmal
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-30224249Efektivitas Musik sebagai Media Pelestarian Alam dan Peduli Lingkungan pada Anak-Anak Kampoeng Baca Pelangi Desa Merca Kebon Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/945
<p>Efektivitas musik sebagai media pelestarian alam dan peduli lingkungan pada anak-anak Kampoeng Baca Pelangi Desa Mercekebon Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilatar belakangi oleh sebuah media musik yang efektif terhadap pelestarian alam dan peduli lingkungan. Dengan beberapa karya yang dimiliki oleh anak-anak Kampoeng Baca Pelangi menjadikan usaha untuk menyuarakan bahwa pentingnya menjaga pelestarian alam dan peduli terhadap lingkungan. Penelitian ini fokus tujuannya adalah mengetahui Efektivitas musik sebagai media pembentukan karakter peduli lingkungan pada anak-anak Kampoeng Baca Pelangi Desa Mercakebon Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metode pendeketan kualitatif deskriptif, yaitu metode yang memberikan penggambaran dan deskripsi terhadap seluruh kesiatan dengan menggunakan musik sebagai media penyampaian pesan kepada anak-anak untuk dapat memahami bagaimana pentingnya menjaga lingkungan alam. Penelitian ini terdiri dari empat tahap yang meliputi perencanaan, observasi, implementasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurung waktu tiga bulan dengan menekankan musik sebagai media yang efektif untuk anak-anak di komunitas Kampoeng Baca Pelangi Desa Mercekebon Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui musik sebagai media bisa efektif untuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan alam. Hal itu membuat musik bisa efektif bagi anak-anak di Kampoeng Baca pelangi. Hal ini dibuktikan dengan melihat perubahan tingkat anak-anak pada disiplin bersih lingkungan sekitar dalam pembiasaan baik, untuk membuang sampah pada tempatnya dan mulai memahami pentingnya menjaga limgkungan dan alam untuk masa depan mereka.</p>Beny PermanaJunaidi JunaidiTegar Lanendar Amukti Prihatin Yunan
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-30225069Komodifikasi Pertunjukan Angguk Sripanglaras di Kabupaten Kulonprogo
https://unu-ntb.e-journal.id/sentanu/article/view/946
<p>Tari Angguk Sripanglaras dari Kabupaten Kulonprogo merupakan transformasi Angguk putra yang awalnya berfungsi sebagai bagian dari ritual agama, kini berfungsi menjadi hiburan. Perubahan fungsi Angguk sebagai hiburan ditandai dengan perubahan pada pelaku pertunjukan dan bentuk pertunjukan. Dengan ditarikan oleh penari perempuan, Angguk Putri Sripanglaras menjadi sebuah pertunjukan yang populer dan diminati oleh penonton. Dari perubahan bentuk pertunjukan muncullah komodifikasi dalam pertunjukan tersebut. Komodifikasi berkaitan dengan barang dan jasa, barang dan jasa tersebut ditunjukan melalui tubuh perempuan. Penelitian ini berupaya untuk menemukan wujud-wujud komodifikasi yang ada di dalam pertunjukan. Melalui pendekatan kualitatif, ditemukan wujud komodifikasi yang ada di dalam pertunjukan tersebut antara lain dari segi peran, kostum, musik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil serta menjadikan kepopuleran pertunjukan tersebut. Jadi memperoleh kesimpulan bahwa Angguk berfokus pada komodifikasi agar mendapat hasil dan kepopuleran dalam pertunjukan tersebut.</p>Indah ZulhidayatiRisa MursihAldys Salwa Zaelani
##submission.copyrightStatement##
http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-06-302023-06-30227077