Ritual Adat Batetulak di Rembige Lombok
Abstract
Penelitian ini membahas wacana ritual tradisional di masyarakat desa Sasak Batetulak Rembige di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Ritual ini telah berlangsung selama ratusan tahun sebagai warisan budaya dari generasi awal penyebaran Islam di Rembige. Selain bertujuan untuk mencegah bencana atau malapetaka yang dapat terjadi kapan saja pada masyarakat dan desa Rembige, ritual ini juga bertujuan untuk menyambut tahun baru Islam. Seiring perjalanan waktu, ada sekelompok orang yang menganggap ritual Batetulak bertentangan dengan hukum Islam atau sebagai bid'ah, sehingga muncul wacana terkait ritual ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana ritual Batetulak hadir dalam ruang resital (liqo'), kuliah agama, obrolan di kedai kopi, pertemuan adat, percakapan budaya, serta teks/pidato dari pejabat pemerintah yang terkait dengan ritual Batetulak. Keberadaan wacana ritual Batetulak disebabkan oleh tiga faktor: pendidikan, modernitas, dan pemurnian agama. Sebelum modernitas dan ideologi Wahabi hadir dalam kehidupan publik Rembige, ritual Batetulak tidak pernah dipertanyakan; ritual ini merupakan sistem nilai yang diwariskan dari generasi awal Islam di Rembige. Masuknya modernitas dan ideologi Wahabi memunculkan beragam wacana mengenai ritual Batetulak di masyarakat Rembige, yang memiliki implikasi pada pro dan kontra terhadap ritual tersebut. Implikasi dari wacana ritual Batetulak adalah munculnya perjuangan dalam wacana Batetulak di Rembige, di mana perjuangan tersebut terjadi di antara setiap orang yang mengingat Rembige, dengan berbagai ideologi yang ada yaitu ideologi Wahabi, modernitas, dan budaya Rembige itu sendiri.
Copyright (c) 2023 Ahmad Subhan, Junaidi Junaidi, Akmal Akmal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.