Metode Contructed Wetlands Surface Flow (CWS-Sf): Pengaruh Waktu Tinggal Air Limbah
Abstract
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis RAK (Rancangan Acak Kelompok) yang bertujuan untuk mengetahui apakah waktu tinggal air limbah berpengaruh terhadap penurunan kekeruhan menggunakan metode pengolahan CWS-SF (Constructed wetland-Surface Flow) dengan melihat lamanya waktu tinggal air limbah pada reactor CWS berdasarkan debit aliran limbah. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dimana sampel yang diuji berupa air limbah domestik pada salah satu kos-kosan dengan 12 alat uji reaktor CWS yang telah ditentukan perlakuan pada masing-masing reactor dalam menurunkan kadar kekeruhan pada air dengan melihat lamanya waktu tinggal air limbah berdasarkan debit aliran yang berbeda-beda sebagai kelompok pengulangan. Analisis data menggunakan uji ANOVA dengan aplikasi SPSS, sehingga didapati hasil penelitian bahwa terdapat data yang signifikan pada hasil uji ANOVA yaitu waktu tinggal didapatkan hasil sebesar 0,003 yang artinya lebih kecil dari nilai = 5% (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh nyata dari lamanya waktu tinggal air limbah terhadap penurunan parameter kekeruhan limbah domestik, sedangkan pada kelompok debit aliran didapati hasil sebesar 1.000 yang artinya lebih besar dari nilai = 5% (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh nyata dari pengelompokakan debit aliran terhadap penurunan kekeruhan limbah domestk dengan sistem contructed wetlands tipe surface flow.
Abstract This research is an experimental research using RAK (Randomized Block Design) which aims to determine whether the residence time of wastewater affects the reduction of turbidity using the CWS-SF (Constructed Wetland-Surface Flow) treatment method by looking at the length of residence time of wastewater in CWS reactor based on waste stream discharge. The method used is a quantitative method where the sample tested is in the form of domestic wastewater in one of the boarding houses with 12 CWS reactor test equipment that has been determined by the treatment in each reactor in reducing the turbidity level in the water by looking at the residence time of the wastewater based on discharge. different streams as repeat groups. Data analysis used the ANOVA test with the SPSS application, so the results found that there was significant data on the ANOVA test results, namely the residence time obtained a result of 0.003, which means it is smaller than the value of α = 5% (0.05) then H0 is rejected and H1 is accepted which means that there is a significant effect of the length of residence time of wastewater on the decrease in the turbidity parameter of domestic waste, while in the flow discharge group the result is 1,000, which means that it is greater than the value α = 5% (0.05) then H0 is accepted and H1 is rejected, which means there is no significant effect of the grouping of flow discharges on reducing the turbidity of domestic sewage with the surface flow type constructed wetlands system
References
Afifah, Y., & Mangkoedihardjo, S. (2018). Studi Literatur Pengolahan Air Limbah Menggunakan Mixed Aquatic Plants. Jurnal Teknik ITS, 7(1), F228-F232.
Indrayani, L., & Triwiswara, M. (2018). Tingkat Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Dengan Teknologi Lahan Basah Buatan. Dinamika Kerajinan dan Batik, 35(1), 53-66.
Muhsinin, N. (2019). Pengolahanan Air Limbah Domestik Secara Fitoremediasi Sistem Constructed Wetland Dengan Tanaman Pandanus Amaryllifolius Dan Azolla Microphilla (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Ramadhani, J., Asrifah, R. D., & Widiarti, I. W. (2020). Pengolahan Air Lindi Menggunakan Metode Constructed Wetland di TPA Sampah Tanjungrejo, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmiah Lingkungan Kebumian, 1(2), 1-8.
Fachrul, M. F., Magfhira, A., Kinasih, P., Salsabila, D., & Marchella, E. (2022). FITOREMEDIASI DENGAN SISTIM LAHAN BASAH BUATAN MENGGUNAKAN TANAMAN PAKIS AIR (Azolla pinnata) UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti, 7(1), 101-110.
Sutyasmi, S., & Susanto, H. B. (2013). Penggunaan tanaman air (bambu air dan melati air) pada pengolahan air limbah penyamakan kulit untuk menurunkan beban pencemar dengan sistem wetland dan adsorpsi. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 29(2), 69-76.
Firmansyah, G. A., & Rahmadyanti, E. (2019). Optimalisasi pengolahan air limbah industri batik menggunakan integrasi biofilter dan constructed wetlands sebagai sumber daya air terbarukan. Rekayasa Teknik Sipil, 3(1).
Suswati, A. C. S. P., & Wibisono, G. (2013). Pengolahan Limbah Domestik Dengan Teknologi Taman Tanaman Air (Constructed Wetlands). The Indonesian Green Technology Journal, 2(2), 70-77.
Prasetyo, S., Anggoro, S., & Soeprobowati, T. R. Penurunan Kepadatan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) di Danau Rawapening dengan Memanfaatkannya sebagai Bahan Dasar Kompos. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi, 23(1), 57-62.
Hasyim, N. A. (2016). Potensi Fitoremediasi Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Dalam mereduksi logam berat seng (Zn) dari perairan danau tempe kabupaten wajo (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Sutyasmi, S., & Susanto, H. B. (2013). Penggunaan tanaman air (bambu air dan melati air) pada pengolahan air limbah penyamakan kulit untuk menurunkan beban pencemar dengan sistem wetland dan adsorpsi. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 29(2), 69-76.
Nadhifah, I. I., Fajarwati, P., & Sulistiyowati, E. (2019). Fitoremediasi dengan Wetland System Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes), Genjer (Limnocharis flava), dan Semanggi (Marsilea crenata) untuk Mengolah Air Limbah Domestik.
Husnabilah, A., & Tangahu, B. V. (2017). Design of Sub-surface Constructed Wetland for Greywater Treatment Using Canna Indica (Case Study: Kelurahan Keputih Surabaya). IPTEK Journal of Proceedings Series, 3(5)