Sosialisasi Pentingnya Pemberian MP-ASI untuk Mencegah Stunting Pada Baduta di Lingsar Kabupaten Lombok Barat
Abstract
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kekurangan gizi ini dapat terjadi karena faktor langsung yaitu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan karena faktor infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung yang dapat menyebabkan terjadinya stunting adalah dapat berupa tingkat pengetahuan ibu baduta tentang gizi, pola asuh yang didalamnya termasuk pola pemberian MP-ASI kepada baduta. Kasus stunting di Kabupaten Lombok Barat sebesar 33,61% tergolong cukup tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya stunting adalah melalui peningkatan kapasitas dan pengetahuan ibu pengasuh baduta terkait bagaimana pola pemberian MP-ASI kepada mereka. Metode yang digunakan untuk peningkatan kapasitas ibu baduta terkait MP-ASI ini adalah dengan melakukan sosialisasi terkait pentingnya pemberian MP-ASI yang sesuai dengan umur dan kondisi anak (baduta). Hal ini dilakukan bertujuan agar ibu baduta mampu mengatur pola pemberian MP-ASI yang benar dan diharapkan akan mencegah terjadinya stunting pada anak mereka. Kegiatan sosialisasi ini melibatkan peserta sebanyak 25 orang terdiri dari beberapa unsur perwakilan masyarakat yaitu kader posyandu, perwakilan ibu baduta dari setiap dusun dan aparat desa. Materi sosialisasi membahas tentang ASI Eksklusif, Stunting, MP-ASI (pentingnya pemberian MP-ASI) yang sesuai dengan umur dan kondisi anak (baduta) agar dapat mencegah stunting pada anak mereka. Semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias, hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang bertanya saat diskusi dan peserta dapat menjawab pertanyaan dari pemateri ketika ditanya kembali apa isi materi yang telah dipaparkan. Dapat disimpulkan bahwa semua peserta memiliki pengetahuan setelah mengikuti kegiatan sosialisasi ini.
Downloads
References
Bappenas R.I. (2019). Pembagunan Gizi di Indonesia. Jakarta: Bappenas Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan. (2018). Profil Dinas Kesehatan 2018 Kabupaten Lombok Barat. Lombok Barat: Dinas Kesehatan.
Mulyani, E Yudhyus Jus’at & Dudung Angkasa. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Tentang Sosialisasi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Ibu Balita Di Wilayah Kedaung Barat. Jurnal Abdimas.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Sofiana L, Nurul Karina Sabrina, et al. (2020). Edukasi ASI dan MPASI pada ibu balita di Pedukuhan Dayakan, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat.
Trihono, Atmarita, Tjandrarini, D. H., Irawati, A., Utami, N. H., Tejayanti, T., et al. (2015). Pendek (Stunting) di Indonesia Masalah dan Solusinya. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
WHO. (2013). Stunting prevalence (Child Malnutrition). Geneva.
Windyaswari, R. (2011). Hubungan Waktu Pengenalan Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Banjarsari Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.